Manajemen Garuda Indonesia menegaskan peraturan yang mewajibkan
pegawai negeri sipil (
PNS) terbang menggunakan
maskapai penerbangan berbiaya murah (
low cost carier/LCC) saat melakukan perjalanan dinas, tidak adil bagi pihaknya. Sebab, tak selamanya terbang dengan LCC lebih murah daripada maskapai full service seperti Garuda Indonesia. “
Ide untuk menghemat bagus, tapi banyak pertimbangan lain. Garuda tidak selalu lebih mahal dari LCC. Selain itu banyak pertimbangan lain yang membuat terbang dengan Garuda justru lebih efisien,” ujar Direktur Pemasaran dan Penjualan Garuda Indonesia Erik Meijer di Jakarta. (baca:
apa itu LCC)
Dijelaskan Erik,
harga tiket LCC akan jauh lebih murah bila dibeli jauh-jauh hari, misalnya setahun sebelumnya. Sementara perjalanan dinas, belum dapat dipastikan setahun sebelumnya. “
Jadi kalau belinya sudah mepet, kadang-kadang bisa lebih mahal dari Garuda,” kata Erik. Selain itu jika diharuskan terbang dengan LCC, bisa jadi tidak efisien sebab maskapai LCC hanya ada di rute tertentu dan jam tertentu. “
Kalau misalnya LCC pas tidak ada jam malam, terus akibatnya harus menginap di hotel, akhirnya kan tidak efisien juga,” paparnya. Pihaknya juga memberi pengertian kepada pemerintah mengenai larangan terbang dengan kelas bisnis.
|
Pesawat Garuda Indonesia |
Menurutnya, terbang dengan kelas bisnis bukan selalu diasosiasikan untuk gaya, tetapi juga untuk pertimbangan lain. Erik memberi contoh saat minggu lalu dirinya melakukan perjalan dinas ke Hong Kong. “Saya rapatnya cuma Jumat, saya terbang Jumat dini hari dengan kelas bisnis, sampai di Hong Kong pagi. Langsung rapat, setelah itu saya pulang ke Jakarta. Lebih hemat kan? Saya tidak perlu sewa hotel. Lebih efisien juga, karena saya Kamis masih kerja. Rapatnya maksimal juga karena saya di kelas bisnis dan istirahat bisa berkualitas,” jelasnya.
Karenanya, Garuda berupaya memberi pengertian kepada pemerintah mengenai hal ini. “Kita tidak bisa atur pemerintah, kita hanya bisa beri pengertian,” katanya. Hasilnya sejauh ini, menurut Erik, cukup positif. Larangan terbang dengan kelas bisnis sudah dirubah, sehingga direksi BUMN masih boleh terbang dengan kelas bisnis untuk penerbangan jarak jauh. Sementara mengenai terbang dengan LCC, pihaknya masih berupaya berkomunikasi.
Dalam kesempatan tersebut, Garuda Indonesia meluncurkan program apresiasi bagi siswa berprestasi dengan memberikan kartu ‘Garuda Miles Junior’ edisi khusus yang diperuntukan bagi siswa-siswi berprestasi tersebut. Program apresiasi khusus bagi siswa berprestasi tersebut dilakukan melalui pemberian kartu Garuda Miles Junior edisi khusus kepada siswa-siswi sekolah dasar (SD) dari kelas 1-6 di wilayah Jakarta, Tangerang, dan Bekasi yang memiliki prestasi akademik di sekolahnya, yakni masuk peringkat 1 sampai 3 di kelas masing-masing.
Para siswa berprestasi pemegang kartu Garuda Miles Junior Edisi khusus ini berhak mendapatkan potongan diskon tiket sebesar 50 persen untuk rute penerbangan domestik maupun internasional. Adapun kartu Garuda Miles Junior bagi siswa berprestasi tersebut akan berlaku selama satu tahun. Mekanisme pemberian kartu Garuda Miles bagi siswa berprestasi tersebut dilakukan melalui kerjasama yang dilakukan antara Garuda Indonesia dan sekolah-sekolah yang terdaftar sebagai community account Garuda Indonesia yang sementara ini baru berlaku di wilayah Jakarta, Tangerang, dan Bekasi.
Erik mengatakan, pemberian kartu Garuda Miles edisi khusus tersebut merupakan bentuk apresiasi Garuda bagi siswa berprestasi dan juga bagian dari upaya terus-menerus Garuda Indonesia untuk meningkatkan pasar, khususnya dari kalangan pelajar. Sumber:SP
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "PNS gunakan LCC Garuda nilai tidak adil"
Post a Comment
Kritik dan Saran yang membangun dari Anda sangat KAMI harapkan.
Silahkan isi KOMENTAR anda yang membangun untuk kemajuan dan koreksi di blog ini. No Sara, No Racism