Seputar Penerbangan
  • HOME
  • LION AIR
  • GARUDA INDONESIA
  • MH370
  • AIR ASIA
  • Doa NAIK PESAWAT
Beranda » lion air » rusdi kirana » seputar penerbangan » Lion Air borong pesawat untuk kawasan Indonesia Timur

Lion Air borong pesawat untuk kawasan Indonesia Timur

Lion Air borong pesawat baling-baling. Tujuan dari Lion Air borong pesawat baling-baling untuk kawasan Indonesia Timur, karena trayek ini cukup menjanjikan keuntungan.

Lion Air kembali memecahkan rekor pembelian pesawat. Tiga tahun silam, perusahaan ini menggegerkan dunia saat memborong 230 unit Boeing 737. Ini adalah rekor pembelian bagi pabrik pesawat Amerika Serikat itu. Tahun lalu, Lion belanja 234 unit pesawat Airbus A-320 dan menjadi rekor transaksi terbesar pabrikan konsorsium Eropa.

Dan pekan lalu, Lion Air kembali memecahkan rekor soal pembelian pesawat. Kali ini bukan pesawat jet dari Boeing atau Airbus, melainkan pesawat baling-baling ATR 72-600. Lion menambah pesanan pesawat buatan Italia-Prancis itu sebanyak 40 unit, sehingga total pesanannya mencapai 100 unit. Jika semua sudah dikirim, Lion menjadi operator ATR 72 terbanyak di dunia.

Lion Air borong pesawat untuk kawasan Indonesia Timur
Lion Air borong pesawat untuk kawasan Indonesia Timur

Rekor baru lion air

Rekor terakhir Lion ini, yang memborong pesawat baling-baling dengan kapasitas hanya 72 tempat duduk yang biasa melayani jarak pendek, menunjukkan bahwa maskapai ini sekarang mengincar pasar lain di luar penerbangan menengah yang dilayani dengan pesawat buatan Boeing atau Airbus.

Rusdi Kirana, pemilik Lion Air, dalam pernyataannya mengatakan pesawat ini bakal meningkatkan ekonomi di Indonesia, Malaysia, dan negara Asia lain. “Termasuk wilayah terpencil dan pasar wisata, seperti Bali, Jawa, Kalimantan, dan Sumatera,” ujar Rusdi.

Lazimnya, dalam industri penerbangan, rute memang dipilah menjadi penerbangan jarak jauh, dengan penerbangan di atas 3-4 jam yang dilayani dengan pesawat berbadan lebar, seperti Boeing 747 atau Airbus A-380. Ada kategori jarak menengah, dengan lama perjalanan 1-4 jam, yang pasarnya di Indonesia panas, dengan pemain Lion, Sriwijaya Air, sampai Citilink. Ada pula rute pendek, dengan pesawat kecil baling-baling, yang lama perjalanan biasanya kurang dari 2 jam.

Maskapai besar biasanya bermain di penerbangan jarak menengah dan jauh. Tapi langkah Lion ini menunjukkan mereka juga serius menjadi pemain di pasar jarak pendek. Pasar ini menurut perhitungan memang semakin besar. Pujobroto, Vice President Communication PT Garuda Indonesia, mengatakan tumbuhnya pusat-pusat ekonomi baru di daerah timur Indonesia, seperti Labuan Bajo, Tambolaka, Bau-Bau, atau Saumlaki, memberi peluang ini.

Pujo mencontohkan Bandara Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Dua tahun silam, hanya ada satu penerbangan dalam sehari, tapi sekarang empat kali. “Penumpangnya memang enggak terlalu banyak, tapi ada terus yang bergerak,” ucapnya. 

Kawasan timur Indonesia memang lebih “panas” untuk pasar pesawat jarak dekat. Alvin Lie, yang semasa menjadi anggota DPR aktif dalam kaukus penerbangan, mengatakan penerbangan di Indonesia ini tumbuh sangat cepat karena, salah satunya, infrastruktur angkutan darat dan laut yang buruk.

Hal sama diungkap Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Bambang Tjahjono. Dia mengatakan penerbangan jarak pendek memang sedang berkembang, terutama untuk kawasan timur Indonesia. Di wilayah barat kurang berkembang karena infrastruktur darat cukup bagus. “Karena jalan daratnya sudah cukup bagus, pesawat akan dipandang mahal,” ucapnya. Di luar faktor infrastruktur, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap stabil dalam 5 tahun terakhir memberikan kontribusi besar bagi industri penerbangan. “Dalam industri penerbangan, pertumbuhan ekonomi suatu negara dikali dua, maka angka yang di dapat itulah pertumbuhan industri dan bisnis penerbangan di suatu negara itu,” ucap Pujobroto. Artinya, jika pertumbuhan ekonomi naik 5 persen, penumpang pesawat akan naik 10 persen.

Itu sebabnya, Garuda ini memesan 35 unit ATR 72 dan sebagian sudah beroperasi untuk melayani kawasan ini. “Kami juga membeli pesawat Bombardier buatan Kanada,” katanya. Bombardier CRJ 1000 yang dimaksud ini adalah pesawat jet yang ukurannya kira-kira separuh Boeing 737. Dua pesawat ini dipilih karena bisa beroperasi di landas pacu pendek, seperti yang tersedia di kota-kota kecil di pelosok Indonesia. “Mereka yang mampu mendarat atau terbang di landas pacu kurang dari 1.500 meter,” ucapnya.

Tweet

Artikel keren lainnya:

  • Langkah terakhir MANDALA membatalkan putusan pailit Mahkamah Agung
  • Tips berlibur menggunakan PESAWAT masih jauh lebih aman dan nyaman
  • Apakah tiket pesawat murah harus mengabaikan tingkat keselamatan penumpang
  • Lion Air mengembangkan bisnisnya dibantu oleh Pemerintah Amerika
  • Lion Air borong pesawat untuk kawasan Indonesia Timur
  • 1 Januari 2015 airport tax dibebankan ke dalam harga tiket
  • Jokowi meminta agar bandara Halim Perdanakusuma tetap harus diprioritaskan untuk kepentingan operasional TNI AU
  • Berkuasanya maskapai penerbangan asing di Indonesia
  • Pemilik Lion Air berhasil menduduki peringkat 29 orang terkaya INDONESIA
  • Rusdi Kirana Raja Terminal Bandara Soekarno Hatta
  • Sales mesin ketik yang menjadi raja Terminal Bandara Soekarno Hatta
  • Bekas pesawat Batavia Air jadi besi tua
Ditulis oleh William Perkasa pada tanggal Sunday, December 7, 2014
Newer Post
Older Post
Home

Popular Posts

  • Retrieve Booking Lion Air
    Cara menampilkan Retrieve Booking Lion Air . Apa itu retrieve booking , retrieve booking adalah menampilkan kode booking berikut nama pen...
  • Penderita penyakit cacar air dilarang naik pesawat
    Kurangnya tekanan udara, kadar oksigen minimun, kebisingan serta getaran pada pesawat terbang bisa menyebabkan gangguan pada kesehatan. Ole...
  • Pesawat Garuda Indonesia Resmi Pakai Logo Wonderful Indonesia
    Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu bersama Dirut PT Garuda Indonesia , Emiryah Satar meresmikan pemasangan logo Won...

Arsip Blog

Copyright © 2014 Seputar Penerbangan - Powered by Blogger
Template by Mas Sugeng - Versi Seluler