Malaysia Airlines dibelit masalah keuangan. Kinerja
Maskapai Malaysia Airlines (
MAS) kian merosot
pascahilangnya pesawat MH370 pada awal 8 Maret 2014. Jika tak melakukan privatisasi, MAS mungkin harus menghentikan sejumlah rute atau bahkan mem PHK karyawan. Carut marut kinerja MAS mulai terungkap saat
rapat umum pemegang saham (
RUPS) tahunan perusahaan, pada 25 Juni 2014 lalu. Suasana ruangan pertemuan dipenuhi kemarahan dan ungkapan frustasi.
Malaysia Airlines gagal menghasilkan keuntungan
Setiap investor mempertanyakan alasan direksi, setelah bertahun-tahun restrukturisasi, MAS masih gagal menghasilkan keuntungan. “Saya mendengarkan dengan sabar dari tahun ke tahun dan hal serupa yang mereka katakan. Setiap tahun tidak ada yang terjadi. Saya sangat kecewa dengan kinerja. Jika Anda tidak dapat memecahkan masalah, maka biarkan orang lain (coba),” kecam pensiunan peneliti Rahim Bidin yang disambut tepuk tangan antusias.
Pertemuan RUPS MAS berlangsung selama tiga jam, dan dimulai dengan mengheningkan cipta selama satu menit untuk
ratusan penumpang dan awak MH370 penerbangan yang masih hilang. RUPS berakhir dengan voting untuk pengangkatan kembali Chief Executive
Ahmad Jauhari Yahya ke jajaran direksi. Pada saat yang sama, ada juga voting rahasia soal apakah tetap membayar direksi MAS sebesar US$ 123.000.
|
Malaysia Airlines |
Pemegang saham kebanyakan orang tua
Di antara pemegang saham, sebagian besar adalah orang tua. Mereka mengecam dewan dan pemegang saham terbesar perusahaan yakni Khazanah Nasional. Pemegang saham mencemooh ketidakmampuan dewan direksi, seraya menganalogikan MAS seperti “kapal tenggelam” atau pasien gawat darurat.
Mempersulit Kerugian maskapai pada tahun 2013 mencapai US$ 374 juta, meskipun sempat merencanakan bangkit meraih keuntungan. Bahkan kerugian MAS selama tiga bulan pertama 2014 adalah yang terburuk dalam 10 kuartal. Hilangnya MH370 semakin mempersulit situasi yang sudah buruk. Tetapi bahkan sebelum MH370 hilang, MAS sudah menghadapi kesulitan keuangan yang parah. “Tentu saja, kami tidak puas dengan kinerja kami pada tahun keuangan 2013. Penataan ulang bisnis yang dimulai pada tahun 2012 masih belum lengkap untuk memberikan hasil yang diinginkan, efisiensi biaya, atau produktivitas. Tapi peristiwa itu, kini menambahkan dimensi tak terduga karena merusak merek dan reputasi bisnis kami,” ujar Jauhari.
Dia mengungkapkan, pemesanan tiket dari Tiongkok telah anjlok 60 persen sebagai dampak dari hilangnya pesawat MH370. MAS juga harus menarik iklan selama dua bulan sebagai tanda penghormatan bagi korban yang hilang, sehingga berdampak negatif pada penjualan. Kasus MH370 juga merusak merek dan reputasi MAS sebagai perusahaan penerbangan.Media setempat telah menyarankan pengurangan 20.000 tenaga kerja, penjualan unit anak perusahaan, seperti divisi teknik, dan kargo operasi, dan bahkan ide privatisasi.
Beberapa media juga telah mengangkat isu kebangkrutan meskipun hukum Malaysia tidak memberikan jenis perlindungan yang diberikan seperti UU di Amerika Serikat. Mohshin Aziz, seorang analis pasar modal untuk Maybank Kim Eng Securities di Kuala Lumpur, mengatakan apa pun yang direncanakan manajemen MAS untuk dilakukan harus segera diimplementasikan dengan cepat. “Semua orang tahu bahwa eksistensi Malaysia Airlines tinggal beberapa bulan terakhir jika tidak ada hal drastis yang direformasi. Harus ada cara baru dalam melakukan sesuatu sesegera mungkin,” katanya. Sumber: Al Jazeera
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Malaysia Airlines terancam bangkrut"
Post a Comment
Kritik dan Saran yang membangun dari Anda sangat KAMI harapkan.
Silahkan isi KOMENTAR anda yang membangun untuk kemajuan dan koreksi di blog ini. No Sara, No Racism